Senin, 09 November 2015

Penemuan dan Pembuatan Alat Teknologi Tepat Guna (Best Practice) Oleh: Supri Handoko, S.Pd.



A.    Latar Belakang Penemuan dan Pembuatan ATTG
Pernahkah kita renungkan tentang siapa yang mengajari manusia tentang segala sesuatu? Tuhanlah yang mengajari manusia segala sesuatu yang manusia perlukan untuk hidup di dunia. Tuhan mengajarkan manusia bagaimana cara berhubungan dengan-Nya. Tuhan mengajarkan manusia apa yang boleh dan yang  tidak boleh dilakukan. Tetapi bukan hanya itu, Tuhan juga mengajarkan manusia mengenai bercocok tanam, beternak hewan, membuat bahan bakar, membuat computer/handphone, hingga merekayasa genetika. Tuhan mengajari kita dengan cara tidak langsung, melainkan melalui segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Tuhan mengajari manusia melalui suatu proses. Tuhan bukanlah guru yang mendikte segala informasi ke dalam otak murid-muridnya. Tuhan juga tidak mendikte kita bahwa kita harus begini, harus begitu. Adakalanya Tuhan mengatakan hukum-hukumnya. Tetapi itu hanyalah sebagian kecil dan hanya untuk hal-hal yang paling utama. Dalam perkembangannya, manusia terus diajar oleh Tuhan, tetapi melalui proses yang dipimpin oleh-Nya. Tuhan memimpin manusia untuk menemukan permasalahan, dan memimpin manusia untuk mencari cara mengatasinya. Kadang-kadang Tuhan memperlihatkan langsung jalan keluarnya, tetapi seringkali Tuhan memimpin dari balik layar, untuk memastikan bahwa manusia belajar sesuatu dari dalamnya.
Peradaban manusia berkembang. Potongan pengetahuan demi pengetahuan mulai berkait satu sama lain menjadi ilmu. Ilmu berkembang dan memungkinkan ilmu yang lebih tinggi lagi. Ilmu yang lebih tinggi menghasilkan teknologi yang lebih memudahkan manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Demikianlah manusia belajar bagaimana ia hidup di dunia. Di baliknya, Tuhan memimpin manusia dalam belajar. Tuhan bukan hanya mengajari kita Agama. Tuhan juga mengajari kita segala sesuatu. Termasuk didalamnya Teknologi Tepat Guna. Untuk itu penemuan dan pembuatan Teknologi Tepat Guna juga tidak lain karena Tuhan mengajari kita untuk membuatnya dan pada akhirnya dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunia.
Tubuh manusia bukanlah tubuh yang kuat, bukan terbuat dari besi atau logam, juga tidak digerakkan oleh energi yang besar, oleh karena keterbatasan manusia tersebut maka manusia perlu sentuhan teknologi dan mesin-mesin yang bertenaga besar untuk mengatasi segala keterbatasan yang ada pada dirinya sehingga dapat mempermudah menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Sebagai contoh seseorang ingin membuka tutup botol tidak mungkin ia membuka tutup tersebut dengan tangan kosong, maka ia perlu pembuka tutup botol yang terbuat dari logam yang lebih keras dari tutup botol. Seorang petani yang menggarap sawah yang luas, tidak mungkin ia mencangkulinya sendiri maka ia butuh traktor untuk membantu menggarap sawah. Seorang nelayan tidak mungkin menangkap ikan di laut lepas tanpa kapal, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan alasan kebutuhan dan untuk mengatasi keterbatasan manusia maka Teknologi Tepat Guna wajib/harus ditemukan dan dibuat.
B.     Pengertian Teknologi Tepat Guna
Terdapat beberapa definisi tentang teknologi, di antaranya menyebutkan bahwa teknologi berarti ilmu tentang cara untuk melakukan sesuatu. Pendapat lain mengatakan bahwa teknologi merupakan penerapan teori-teori ilmiah dalam memecahkan masalah praktis, baik berupa perangkat keras yang berupa sebuah alat tertentu, maupun perangkat lunak yang berupa suatu metode atau teknik pemecahan masalah. Sehingga secara lengkap dapat dikatakan bahwa teknologi adalah ilmu tentang cara-cara melakukan sesuatu atau memecahkan masalah tertentu melalui penerapan kaidah-kaidah ilmiah, teori-teori ilmiah dan hasil penelitian ilmiah ke dalam bentuk praktis berupa perangkat keras seperti benda, alat, pesawat, atau mesin maupun perangkat lunak seperti metode, sistematika atau prosedur kerja tertentu. Istilah tepat guna diartikan sebagai tepat sasaran penggunaannya, atau diterapkan sesuai bidangnya, sehingga bermanfaat bagi bidang tersebut. Dengan demikian istilah teknologi tepat guna sebenarnya dapat diartikan sebagai teknologi yang diterapkan pada bidang tertentu (misal olah raga, rumah tangga, pendidikan) sehingga menghasilkan manfaat pada bidang tersebut. Definisi baku yang ada pada lampiran Kepmendikbud No. 25/O/1995 menyatakan bahwa :

“Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdayaguna dan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah, murah, dan sederhana.”

Beberapa contoh teknologi tepat guna adalah teknologi kincir air yang dimanfaatkan untuk menumbuk padi, teknologi kincir air untuk menghasilkan listrik untuk keperluan penduduk di sebuah pedesaan yang tidak terjangkau listrik PLN, mesin perontok padi, mesin penetas telur dengan kotak kayu, pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan drum, rangkaian elektronik penghemat daya listrik, dan sebagainya. Selain dalam bentuk perangkat keras seperti dicontohkan di atas maka dalam bentuk perangkat lunak dapat berupa metode baca tulis Al Quran secara cepat, proses-proses pembuatan suatu produk, dapat juga berupa program komputer dan lain sebagainya.Bidang teknologi tepat guna : Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif, Kimia, Fisika, Biologi, Pendidikan, Pertanian, Peternakan, dan lain-lain.

C.    Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Agar Alat Menjadi Teknologi Tepat Guna
Suatu alat dikatakan sebuah Teknologi Tepat Guna apabila :
1.      Berfungsi dengan baik dan mudah dalam pengaplikasiannya  (layak secara teknis)
Sebuah teknologi tepat guna haruslah dapat berfungsi dengan baik. Selain dapat berfungsi dengan baik, juga harus memiliki tingkat keamanan yang baik pula dan tidak membahayakan ketika digunakan. Alat tersebut juga harus dapat digunakan oleh siapapun dan tidak perlu keahlian khusus yang lama dipelajari.
2.      Biaya pembuatannya murah (terjangkau)
Teknologi tepat guna yang bagus maka akan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Baik masyarakat ekonomi menengah ke bawah, ataupun  masyarakat menengah ke atas. Dengan demikian setiap orang mampu membeli dan mendayagunakannya dengan baik untuk kesejahteraannya
3.      Dapat dirawat/diperbaiki sendiri dengan mudah
Teknologi tepat guna yang diciptakan harus dapat dirawat/diperbaiki dengan potensi yang ada disekitar alat tersebut digunakan. Sehingga pengguna teknologi tepat guna tidak berhenti menggunakaannya ketika alat tersebut rusak. Dan segera memperbaikinya untuk memenuhi kebutuhannya.
  1. Dapat dibuat dengan memanfaatkan potensi lokal/daerah
Teknologi tepat guna harus dibuat dengan memanfaatkan potensi lokal/daerah yang ada. Maksudnya adalah teknologi tersebut dapat diproduksi dengan alat, bahan, dan sumber daya manusia yang ada di tempat tersebut.
  1. Dapat diterima masyarakat dan mampu merubah kondisi sosial dan budaya
Teknologi tepat guna yang bagus dapat diterima masyarakat dan mampu merubah kondisi sosial dan budaya masyarakat yang ada. Maksudnya adalah setelah teknologi tersebut diciptakan masyarakat mau dengan tidak terpaksa (sukarela) untuk menggunakannya dengan maksimal sehingga mampu merubah kondisi sosialnya serta merubah budayanya. Misal: di daerah pantai banyak nelayan yang menangkap lobster. Setelah lama-kelamaan tangkapan lobster menjadi menurun karena populasinya menjadi sedikit. Setelah diamati ternyata banyak nelayan yang mempunyai kebiasaan menjual induk lobster untuk dikonsumsi yang diperutnya banyak anak-anak lobster yang belum sempat terlepas ke laut. Sehingga bagi lobster tidak ada regenerasi atau keturunan dan jika dibiarkan, lama-lama lobster akan punah. Untuk itu perlu adanya upaya berupa alat yang dapat mengatasi masalah tersebut. Yaitu dengan menciptakan alat yang dapat digunakan induk lobster tersebut singgah untuk bersalin agar anak-anak lobster dapat terlepas ke laut terlebih dahulu sebelum dijual/dikonsumsi. Nelayan harus menghilangkan kebudayaan menjual induk lobster yang perutnya penuh anakan lobster secara langsung dan secara sukarela membiarkan dulu si lobster bersalin agar anak-anaknya terlepas ke laut. Dengan demikian ada regenerasi dan diharapkan lobster dapat tumbuh dan berkembangbiak.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa masyarakat tersebut di atas mau menerima dan menggunakan sehingga mampu merubah kondisi sosial budayanya dengan mau menggunakan alat tempat bersalin lobster untuk kelestarian lobster dan kesejahteraan nelayan.
  1. Ramah lingkungan
Teknologi tepat guna harus ramah lingkungan. Harus sedikit mungkin menyebabkan kerusakan. Justru teknologi tepat guna harus dapat menyelamatkan dan melestarikan lingkungan yang ada.
  1. Dapat dengan mudah ditiru banyak orang
Teknologi tepat guna harus mudah ditiru banyak orang. Semakin banyak orang yang meniru maka semakin banyak orang yang dapat merasakan dan terbantu oleh alat tersebut.

D.    Cara Menemukan Teknologi Tepat Guna
Kita semua adalah ilmuwan. Apapun bidang spesialisasi/profesi kita masing-masing. Sebagai ilmuwan kita mempunyai satu hal yang sama, yaitu: sistematika dalam melakukan penelitian ilmiah. Kita juga sama-sama mengetahui bahwa dalam mencari penyelesaian suatu masalah kita memerlukan sebuah proses. Dalam menemukan teknologi tepat guna ada cara-cara praktis yang dapat ditempuh yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.      Membaca apa yang ada pada diri sendiri
Teknologi tepat guna biasanya ditemukan oleh orang-orang yang memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik dan sejahtera. Jadi ketika kita ingin menemukan teknologi tepat guna maka kita harus membaca diri kita sendiri dan yakin bahwa kita ingin berubah menjadi lebih baik dan sejahtera. Misalnya saya seorang petani salak, setiap ke kebun salak selalu dihadapkan dengan duri-duri yang tajam. Berarti saya membutuhkan alat untuk melindungi tubuh dari duri tersebut. Maka saya mencoba membuat pelindung tubuh yang dapat melindungi tubuh saya dari tusukan duri pohon salak tersebut.
2.      Membaca apa yang ada pada diri orang lain
Teknologi tepat guna biasanya juga terinspirasi oleh orang lain. Jadi kita dapat menemukan sebuah teknologi tepat guna dengan cara mengamati kesulitan yang orang lain miliki dan belum terpecahkan. Sebagai contoh: ada orang lain dengan pekerjaan budidaya ternak sapi untuk diambil susunya, setiap saat beliau mengeluh tentang hasil produksi susu sapinya yang cepat basi sebelum dipasarkan. Kita dapat membaca hal tersebut dan secara tidak langsung kita menemukan ide untuk pembuatan teknologi tepat guna. Dengan demikian kita dapat membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk menyimpan susu agar tidak lekas basi dan lebih steril.
3.      Membaca apa yang ada di alam sekitar
Teknologi tepat guna paling banyak terinspirasi dan ditemukan di alam sekitar. Jadi ketika kita pandai membaca alam maka banyak sekali teknologi tepat guna dapat kita temukan. Sebagai contoh pada musim kemarau kita dapat membaca kondisi yang dipastikan akan mengalami kesulitan dalam mencari air dan pada musim kemarau juga sekaligus didapati banyak angin. Maka kita dapat membuat kincir angin untuk menaikan air ketempat yang diinginkan (memompa air dengan tenaga angin) untuk memperoleh air.

E.     Pembuatan Teknologi Tepat Guna
Dalam pembuatan teknologi tepat guna diperlukan beberapa proses, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Ide awal
Pembuatan teknologi tepat guna tidak lepas dari permasalahan yang muncul. Dari permasalahan tersebut maka akan muncul ide awal pembuatan alat tepat guna yang dapat ditemukan dengan cara membaca diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar seperti yang sudah dibahas di atas. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan alat tepat guna tersebut untuk memperingan pekerjaan yang dihadapi dan menyelesaikan suatu masalah maka dengan demikian sebuah ide harus ada terlebih dahulu sebelum proses yang lain.
2.      Proses Desain
Proses desain teknologi tepat guna merupakan hal terpenting, karena di dalam proses desain ini semua direncanakan dan segala disiplin ilmu pengetahuan disatukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan desain teknologi tepat guna antara lain sebagai berikut:
a.       Rancang bangun alat
Rancang bangun alat dilakukan dengan cara menggabungkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan yang seadanya pun teknologi tepat guna dapat diciptakan. Tetapi seiring kemajuan jaman dimana teknologi semakin canggih maka kita dapat merancang bangun suatu alat tepat guna dengan mengandalkan bantuan internet/computer. Banyak ilmu pengetahuan dapat kita unduh dari internet, bahkan alat yang ingin kita buat kadang sudah  ada dan beredar di dunia maya tersebut, sehingga kita tinggal meniru atau membuat replikanya. Tetapi alangkah baiknya kita rancang bangun alat tepat guna yang akan dibuat tersebut sesuai dengan kondisi dan keinginan kita. Sehingga alat yang dibuat benar-benar sesuai atau tepat guna dengan kepentingan yang ada.
b.      Bahan pembuatan
Bahan pembuatan disesuaikan dengan rancangan yang sudah dibuat. Yaitu harus memperhatikan kualitas dan mutu bahan pembuatan. Bahan pembuatan juga disesuaikan dengan bahan yang akan diberikan perlakuan/diolah. Dengan bahan yang sesuai maka proses yang dikerjakan alat dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat bekerja secara optimal.
c.       Cara kerja alat
Cara kerja alat yang didesain harus dapat mempermudah suatu proses bukan mempersulit suatu proses. Cara kerja alat yang didesain juga harus dapat mempersingkat waktu, menghemat bahan, dan menjaga keselamatan pengguna alat. Dengan demikian maka kerja alat harus didesain sedemikian rupa dan sesimple mungkin agar dapat digunakan dengan mudah dan tidak ribet.
d.      Biaya pembuatan
Biaya pembuatan alat tepat guna harus ditekan semurah mungkin tanpa mengurangi kualitas alat tepat guna yang dibuat. Biaya pembuatan dapat bervariatif dan besarannya kadang tidak sesuai dengan anggaran ketika direncanakan. Biasanya biaya pembuatan akan membengkak karena dalam proses pembuatan sering kali ada kegagalan dan revisi alat yang harus dilakukan. Jadi untuk biaya pembuatan dapat dianggarkan lebih banyak agar tidak kekurangan dana dan proses berhenti di tengah jalan.
3.      Proses Pembuatan
Proses pembuatan alat tepat guna dapat dikerjakan sendiri apabila mampu. Tetapi kadang kala dalam proses pembuatan kita sering mengalami kesulitan. Misalnya keterbatasan alat, keterbatasan ilmu pengetahuan, dan keterbatasan waktu. Dengan demikian mau tidak mau kita harus bekerja sama dengan orang lain yang mampu menerjemahkan desain dan menuangkannya dalam bentuk karya berupa alat tepat guna.
4.      Proses Uji Coba
Setelah alat tepat guna selesai dibuat maka tahapan selanjutnya adalah melakukan uji coba. Dengan menguji coba alat kita dapat mengetahui kinerja alat tersebut. Misalnya: daya tahan alat, kapasitas maksimum, kekurangan dan kelebihan yang ada pada alat, dan lain sebagainya.
5.      Proses Revisi
Proses revisi alat dilakukan ketika alat tepat guna yang dibuat tidak sesuai dengan harapan. Dengan adanya revisi maka akan didapatkan alat yang lebih sempurna untuk melakukan suatu tugas yang sudah ditentukan, bahkan dengan revisi dapat meningkatkan kinerja alat menjadi lebih baik dari apa yang telah direncanakan.
6.      Proses Aplikasi dan Sosialisasi
Proses yang terakhir adalah aplikasi alat untuk mencukupi kebutuhan. Baik kebutuhan diri sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Untuk kebutuhan masyarakat perlu adanya sosialisasi alat tepat guna, baik sosialisasi produk maupun cara penggunaannya. Sehingga masyarakat mampu berubah menjadi lebih baik dan sejahtera dengan adanya alat tersebut. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media misalnya dengan media komunikasi internet, kita dapat memasukkannya di you tube atau diunggah melalui blog-blog dan website yang kita buat. Atau dapat disosialisasikan secara langsung kepada masyarakat melalui pertemuan-pertemuan kelompok warga masyarakat yang membutuhkan alat tepat guna tersebut.

F.     Kesimpulan
Penemuan dan pembuatan alat teknologi tepat guna bukanlah hal yang sulit, kita selalu dibimbing Tuhan untuk menemukannya. Hal terpenting adalah bagaimana kemampuan kita membaca apa yang ada pada diri kita, orang lain dan lingkungan sekitar. Selama kita peduli dan tidak egois maka penemuan dan pembuatan alat teknologi tepat guna akan lebih mudah dan lancar dilakukan. Selalu berorientasilah untuk kesejahteraan bersama dan peduli dengan lingkungan sekitar karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan dimana ia berada.

Sertakan LINK tulisan ini jika anda ingin Copas 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar