A.
Latar
Belakang Penemuan dan Pembuatan ATTG
Pernahkah
kita renungkan tentang siapa yang mengajari manusia tentang segala sesuatu?
Tuhanlah yang mengajari manusia segala sesuatu yang manusia
perlukan untuk hidup di dunia. Tuhan mengajarkan manusia bagaimana cara
berhubungan dengan-Nya. Tuhan mengajarkan manusia apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Tetapi bukan hanya
itu, Tuhan juga mengajarkan manusia mengenai bercocok tanam, beternak hewan,
membuat bahan bakar, membuat computer/handphone, hingga merekayasa genetika. Tuhan
mengajari kita dengan cara tidak langsung, melainkan melalui segala sesuatu yang
diciptakan-Nya. Tuhan mengajari manusia melalui suatu proses. Tuhan bukanlah
guru yang mendikte segala informasi ke dalam otak murid-muridnya. Tuhan juga
tidak mendikte kita bahwa kita harus begini, harus begitu. Adakalanya Tuhan
mengatakan hukum-hukumnya. Tetapi itu hanyalah sebagian kecil dan hanya untuk
hal-hal yang paling utama. Dalam perkembangannya, manusia terus diajar oleh
Tuhan, tetapi melalui proses yang dipimpin oleh-Nya. Tuhan memimpin manusia
untuk menemukan permasalahan, dan memimpin manusia untuk mencari cara
mengatasinya. Kadang-kadang Tuhan memperlihatkan langsung jalan keluarnya,
tetapi seringkali Tuhan memimpin dari balik layar, untuk memastikan bahwa
manusia belajar sesuatu dari dalamnya.
Peradaban
manusia berkembang. Potongan pengetahuan demi pengetahuan mulai berkait satu
sama lain menjadi ilmu. Ilmu berkembang dan memungkinkan ilmu yang lebih tinggi
lagi. Ilmu yang lebih tinggi menghasilkan teknologi yang lebih memudahkan
manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Demikianlah manusia belajar bagaimana ia
hidup di dunia. Di baliknya, Tuhan memimpin manusia dalam belajar. Tuhan bukan
hanya mengajari kita Agama. Tuhan juga mengajari kita segala sesuatu. Termasuk
didalamnya Teknologi Tepat Guna. Untuk itu penemuan dan pembuatan Teknologi
Tepat Guna juga tidak lain karena Tuhan mengajari kita untuk membuatnya dan pada
akhirnya dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di
dunia.
Tubuh
manusia bukanlah tubuh yang kuat, bukan terbuat dari besi atau logam, juga
tidak digerakkan oleh energi yang besar, oleh karena keterbatasan manusia
tersebut maka manusia perlu sentuhan teknologi dan mesin-mesin yang bertenaga
besar untuk mengatasi segala keterbatasan yang ada pada dirinya sehingga dapat
mempermudah menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Sebagai contoh seseorang ingin membuka tutup botol tidak mungkin ia membuka
tutup tersebut dengan tangan kosong, maka ia perlu pembuka tutup botol yang
terbuat dari logam yang lebih keras dari tutup botol. Seorang petani yang
menggarap sawah yang luas, tidak mungkin ia mencangkulinya sendiri maka ia
butuh traktor untuk membantu menggarap sawah. Seorang nelayan tidak mungkin
menangkap ikan di laut lepas tanpa kapal, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dengan alasan kebutuhan dan untuk mengatasi keterbatasan manusia maka Teknologi
Tepat Guna wajib/harus ditemukan dan dibuat.
B.
Pengertian
Teknologi Tepat Guna
Terdapat beberapa
definisi tentang teknologi, di antaranya menyebutkan bahwa teknologi berarti
ilmu tentang cara untuk melakukan sesuatu. Pendapat lain mengatakan bahwa
teknologi merupakan penerapan teori-teori ilmiah dalam memecahkan masalah
praktis, baik berupa perangkat keras yang berupa sebuah alat tertentu, maupun
perangkat lunak yang berupa suatu metode atau teknik pemecahan masalah.
Sehingga secara lengkap dapat dikatakan bahwa teknologi adalah ilmu tentang
cara-cara melakukan sesuatu atau memecahkan masalah tertentu melalui penerapan
kaidah-kaidah ilmiah, teori-teori ilmiah dan hasil penelitian ilmiah ke dalam
bentuk praktis berupa perangkat keras seperti benda, alat, pesawat, atau mesin
maupun perangkat lunak seperti metode, sistematika atau prosedur kerja
tertentu. Istilah tepat guna diartikan sebagai tepat sasaran penggunaannya,
atau diterapkan sesuai bidangnya, sehingga bermanfaat bagi bidang tersebut.
Dengan demikian istilah teknologi tepat guna sebenarnya dapat diartikan sebagai
teknologi yang diterapkan pada bidang tertentu (misal olah
raga, rumah tangga, pendidikan) sehingga menghasilkan
manfaat pada bidang tersebut. Definisi baku yang ada pada lampiran Kepmendikbud
No. 25/O/1995 menyatakan bahwa :
“Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan
sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara
berdayaguna dan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi
lebih mudah, murah, dan sederhana.”
Beberapa contoh teknologi tepat guna adalah teknologi
kincir air yang dimanfaatkan untuk menumbuk padi, teknologi kincir air untuk
menghasilkan listrik untuk keperluan penduduk di sebuah pedesaan yang tidak
terjangkau listrik PLN, mesin perontok padi, mesin penetas telur dengan kotak
kayu, pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan drum, rangkaian elektronik
penghemat daya listrik, dan sebagainya. Selain dalam bentuk perangkat keras
seperti dicontohkan di atas maka dalam bentuk perangkat lunak dapat berupa metode
baca tulis Al Quran secara cepat, proses-proses pembuatan
suatu produk, dapat juga berupa program
komputer dan lain sebagainya.Bidang
teknologi tepat guna : Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif, Kimia,
Fisika, Biologi, Pendidikan, Pertanian, Peternakan, dan lain-lain.
C.
Syarat-syarat
yang Harus Dipenuhi Agar Alat Menjadi Teknologi Tepat Guna
Suatu alat dikatakan sebuah Teknologi
Tepat Guna apabila :
1. Berfungsi dengan baik dan mudah dalam
pengaplikasiannya (layak secara teknis)
Sebuah teknologi tepat
guna haruslah dapat berfungsi dengan baik. Selain dapat berfungsi dengan baik,
juga harus memiliki tingkat keamanan yang baik pula dan tidak membahayakan
ketika digunakan. Alat tersebut juga harus dapat digunakan oleh siapapun dan
tidak perlu keahlian khusus yang lama dipelajari.
2. Biaya pembuatannya murah (terjangkau)
Teknologi tepat guna yang bagus maka akan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Baik masyarakat ekonomi menengah ke bawah,
ataupun masyarakat menengah ke atas.
Dengan demikian setiap orang mampu membeli dan mendayagunakannya dengan baik
untuk kesejahteraannya
3. Dapat dirawat/diperbaiki sendiri dengan mudah
Teknologi tepat guna yang
diciptakan harus dapat dirawat/diperbaiki dengan potensi yang ada disekitar
alat tersebut digunakan. Sehingga pengguna teknologi tepat guna tidak berhenti
menggunakaannya ketika alat tersebut rusak. Dan segera memperbaikinya untuk
memenuhi kebutuhannya.
- Dapat dibuat dengan memanfaatkan potensi lokal/daerah
Teknologi tepat guna harus
dibuat dengan memanfaatkan potensi lokal/daerah yang ada. Maksudnya adalah
teknologi tersebut dapat diproduksi dengan alat, bahan, dan sumber daya manusia
yang ada di tempat tersebut.
- Dapat diterima masyarakat dan mampu merubah kondisi sosial dan budaya
Teknologi tepat guna yang
bagus dapat diterima masyarakat dan mampu merubah kondisi sosial dan budaya
masyarakat yang ada. Maksudnya adalah setelah teknologi tersebut diciptakan
masyarakat mau dengan tidak terpaksa (sukarela) untuk menggunakannya dengan
maksimal sehingga mampu merubah kondisi sosialnya serta merubah budayanya.
Misal: di daerah pantai banyak nelayan yang menangkap lobster. Setelah
lama-kelamaan tangkapan lobster menjadi menurun karena populasinya menjadi
sedikit. Setelah diamati ternyata banyak nelayan yang mempunyai kebiasaan
menjual induk lobster untuk dikonsumsi yang diperutnya banyak anak-anak lobster
yang belum sempat terlepas ke laut. Sehingga bagi lobster tidak ada regenerasi
atau keturunan dan jika dibiarkan, lama-lama lobster akan punah. Untuk itu
perlu adanya upaya berupa alat yang dapat mengatasi masalah tersebut. Yaitu
dengan menciptakan alat yang dapat digunakan induk lobster tersebut singgah
untuk bersalin agar anak-anak lobster dapat terlepas ke laut terlebih dahulu
sebelum dijual/dikonsumsi. Nelayan harus menghilangkan kebudayaan menjual induk
lobster yang perutnya penuh anakan lobster secara langsung dan secara sukarela
membiarkan dulu si lobster bersalin agar anak-anaknya terlepas ke laut. Dengan
demikian ada regenerasi dan diharapkan lobster dapat tumbuh dan berkembangbiak.
Dari sini dapat
disimpulkan bahwa masyarakat tersebut di atas mau menerima dan menggunakan sehingga
mampu merubah kondisi sosial budayanya dengan mau menggunakan alat tempat
bersalin lobster untuk kelestarian lobster dan kesejahteraan nelayan.
- Ramah lingkungan
Teknologi tepat guna harus
ramah lingkungan. Harus sedikit mungkin menyebabkan kerusakan. Justru teknologi
tepat guna harus dapat menyelamatkan dan melestarikan lingkungan yang ada.
- Dapat dengan mudah ditiru banyak orang
Teknologi tepat guna harus
mudah ditiru banyak orang. Semakin banyak orang yang meniru maka semakin banyak
orang yang dapat merasakan dan terbantu oleh alat tersebut.
D.
Cara
Menemukan Teknologi Tepat Guna
Kita semua adalah ilmuwan. Apapun
bidang spesialisasi/profesi kita masing-masing. Sebagai ilmuwan kita mempunyai
satu hal yang sama, yaitu: sistematika dalam melakukan penelitian ilmiah. Kita juga
sama-sama mengetahui bahwa dalam mencari penyelesaian suatu masalah kita
memerlukan sebuah proses. Dalam menemukan teknologi tepat guna ada cara-cara
praktis yang dapat ditempuh yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Membaca apa yang ada pada diri
sendiri
Teknologi
tepat guna biasanya ditemukan oleh orang-orang yang memiliki keinginan untuk
berubah menjadi lebih baik dan sejahtera. Jadi ketika kita ingin menemukan
teknologi tepat guna maka kita harus membaca diri kita sendiri dan yakin bahwa
kita ingin berubah menjadi lebih baik dan sejahtera. Misalnya saya seorang
petani salak, setiap ke kebun salak selalu dihadapkan dengan duri-duri yang
tajam. Berarti saya membutuhkan alat untuk melindungi tubuh dari duri tersebut.
Maka saya mencoba membuat pelindung tubuh yang dapat melindungi tubuh saya dari
tusukan duri pohon salak tersebut.
2. Membaca apa yang ada pada diri orang
lain
Teknologi
tepat guna biasanya juga terinspirasi oleh orang lain. Jadi kita dapat
menemukan sebuah teknologi tepat guna dengan cara mengamati kesulitan yang orang
lain miliki dan belum terpecahkan. Sebagai contoh: ada orang lain dengan
pekerjaan budidaya ternak sapi untuk diambil susunya, setiap saat beliau
mengeluh tentang hasil produksi susu sapinya yang cepat basi sebelum
dipasarkan. Kita dapat membaca hal tersebut dan secara tidak langsung kita
menemukan ide untuk pembuatan teknologi tepat guna. Dengan demikian kita dapat
membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk menyimpan susu agar tidak lekas
basi dan lebih steril.
3. Membaca apa yang ada di alam sekitar
Teknologi
tepat guna paling banyak terinspirasi dan ditemukan di alam sekitar. Jadi
ketika kita pandai membaca alam maka banyak sekali teknologi tepat guna dapat
kita temukan. Sebagai contoh pada musim kemarau kita dapat membaca kondisi yang
dipastikan akan mengalami kesulitan dalam mencari air dan pada musim kemarau
juga sekaligus didapati banyak angin. Maka kita dapat membuat kincir angin
untuk menaikan air ketempat yang diinginkan (memompa air dengan tenaga angin)
untuk memperoleh air.
E.
Pembuatan
Teknologi Tepat Guna
Dalam
pembuatan teknologi tepat guna diperlukan beberapa proses, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Ide
awal
Pembuatan teknologi tepat guna tidak lepas dari
permasalahan yang muncul. Dari permasalahan tersebut maka akan muncul ide awal
pembuatan alat tepat guna yang dapat ditemukan dengan cara membaca diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar seperti yang sudah dibahas di atas.
Hal ini dikarenakan kebutuhan akan alat tepat guna tersebut untuk memperingan
pekerjaan yang dihadapi dan menyelesaikan suatu masalah maka dengan demikian
sebuah ide harus ada terlebih dahulu sebelum proses yang lain.
2. Proses
Desain
Proses desain teknologi tepat guna merupakan hal
terpenting, karena di dalam proses desain ini semua direncanakan dan segala
disiplin ilmu pengetahuan disatukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan desain teknologi tepat guna antara lain sebagai berikut:
a. Rancang
bangun alat
Rancang
bangun alat dilakukan dengan cara menggabungkan berbagai macam ilmu
pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan yang seadanya pun teknologi tepat guna
dapat diciptakan. Tetapi seiring kemajuan jaman dimana teknologi semakin
canggih maka kita dapat merancang bangun suatu alat tepat guna dengan
mengandalkan bantuan internet/computer. Banyak ilmu pengetahuan dapat kita
unduh dari internet, bahkan alat yang ingin kita buat kadang sudah ada dan beredar di dunia maya tersebut,
sehingga kita tinggal meniru atau membuat replikanya. Tetapi alangkah baiknya
kita rancang bangun alat tepat guna yang akan dibuat tersebut sesuai dengan
kondisi dan keinginan kita. Sehingga alat yang dibuat benar-benar sesuai atau
tepat guna dengan kepentingan yang ada.
b. Bahan
pembuatan
Bahan
pembuatan disesuaikan dengan rancangan yang sudah dibuat. Yaitu harus
memperhatikan kualitas dan mutu bahan pembuatan. Bahan pembuatan juga
disesuaikan dengan bahan yang akan diberikan perlakuan/diolah. Dengan bahan
yang sesuai maka proses yang dikerjakan alat dapat berjalan sebagaimana mestinya
dan dapat bekerja secara optimal.
c. Cara
kerja alat
Cara
kerja alat yang didesain harus dapat mempermudah suatu proses bukan mempersulit
suatu proses. Cara kerja alat yang didesain juga harus dapat mempersingkat
waktu, menghemat bahan, dan menjaga keselamatan pengguna alat. Dengan demikian
maka kerja alat harus didesain sedemikian rupa dan sesimple mungkin agar dapat
digunakan dengan mudah dan tidak ribet.
d. Biaya
pembuatan
Biaya
pembuatan alat tepat guna harus ditekan semurah mungkin tanpa mengurangi
kualitas alat tepat guna yang dibuat. Biaya pembuatan dapat bervariatif dan
besarannya kadang tidak sesuai dengan anggaran ketika direncanakan. Biasanya
biaya pembuatan akan membengkak karena dalam proses pembuatan sering kali ada
kegagalan dan revisi alat yang harus dilakukan. Jadi untuk biaya pembuatan
dapat dianggarkan lebih banyak agar tidak kekurangan dana dan proses berhenti
di tengah jalan.
3. Proses
Pembuatan
Proses pembuatan alat tepat guna dapat dikerjakan
sendiri apabila mampu. Tetapi kadang kala dalam proses pembuatan kita sering
mengalami kesulitan. Misalnya keterbatasan alat, keterbatasan ilmu pengetahuan,
dan keterbatasan waktu. Dengan demikian mau tidak mau kita harus bekerja sama
dengan orang lain yang mampu menerjemahkan desain dan menuangkannya dalam
bentuk karya berupa alat tepat guna.
4. Proses
Uji Coba
Setelah alat tepat guna selesai dibuat maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan uji coba. Dengan menguji coba alat kita dapat
mengetahui kinerja alat tersebut. Misalnya: daya tahan alat, kapasitas
maksimum, kekurangan dan kelebihan yang ada pada alat, dan lain sebagainya.
5. Proses
Revisi
Proses revisi alat dilakukan ketika alat tepat guna
yang dibuat tidak sesuai dengan harapan. Dengan adanya revisi maka akan
didapatkan alat yang lebih sempurna untuk melakukan suatu tugas yang sudah
ditentukan, bahkan dengan revisi dapat meningkatkan kinerja alat menjadi lebih
baik dari apa yang telah direncanakan.
6. Proses
Aplikasi dan Sosialisasi
Proses yang terakhir adalah aplikasi alat untuk
mencukupi kebutuhan. Baik kebutuhan diri sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Untuk
kebutuhan masyarakat perlu adanya sosialisasi alat tepat guna, baik sosialisasi
produk maupun cara penggunaannya. Sehingga masyarakat mampu berubah menjadi
lebih baik dan sejahtera dengan adanya alat tersebut. Sosialisasi dapat
dilakukan melalui berbagai media misalnya dengan media komunikasi internet,
kita dapat memasukkannya di you tube atau diunggah melalui blog-blog dan
website yang kita buat. Atau dapat disosialisasikan secara langsung kepada
masyarakat melalui pertemuan-pertemuan kelompok warga masyarakat yang
membutuhkan alat tepat guna tersebut.
F.
Kesimpulan
Penemuan dan
pembuatan alat teknologi tepat guna bukanlah hal yang sulit, kita selalu
dibimbing Tuhan untuk menemukannya. Hal terpenting adalah bagaimana kemampuan
kita membaca apa yang ada pada diri kita, orang lain dan lingkungan sekitar.
Selama kita peduli dan tidak egois maka penemuan dan pembuatan alat teknologi
tepat guna akan lebih mudah dan lancar dilakukan. Selalu berorientasilah untuk
kesejahteraan bersama dan peduli dengan lingkungan sekitar karena sebaik-baik
manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan dimana ia
berada.
Sertakan LINK tulisan ini jika anda ingin Copas
Sertakan LINK tulisan ini jika anda ingin Copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar