Senin, 04 November 2019

Mengenal anggur import Varietas: Ninel


Merupakan salah satu jenis tanaman buah anggur meja atau yang lebih dikenal dengan sebutan table grape. Buah anggur ninel mempunyai tingkat kematangan buah pada usia 130 hari. Tanaman anggur ninel dikenal memiliki tandan buah sangat besar dapat mencapai 1.000 – 3.000 gram. Ukuran butiran buah 26-32mm dengan berat sekitar 12 – 15 gram/buah. Buah anggur ninel mempunyai Kulit buah yang sangat tipis namun memiliki daya tahan dan daya simpan buah pasca panen yang terbilang sangat bagus.
Buah anggur ninel berbentuk bulat sedikit oval, warna kemerahan-ungu. Dengan kepadatan daging buah sedang berdaging-juicy dengan rasa manis, rasa harmonis. Keasaman di angka 8-9 g / l kadar gula 17-18%.
Tanaman anggur ninel ini tergolong sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Tanaman anggur import ini juga tergolong lebih tahan terhadap infeksi mildew dengan poin di angka 3-3,5 points. Selain itu, tanaman anggur ninel juga memiliki perawatan yang tergolong gampang. Varietas anggur ini sangat mudah diperbanyak dengan cara stek batang.
Untuk berbuah, tanaman anggur ninel dikenal sangatlah genjah atau mudah berbuah. faktor berbuah sampai dengan 80% dari tunas dengan semak-semak yang kuat. Dengan perawatan yang baik, tanaman anggur ninel dapat mulai berbuah saat berumur 1-2 tahun dengan menggunakan bibit hasil stek batang atau pun okulasi. Jenis Anggur ninel ini mampu bebuah sampai dengn kematangan sempurna di iklim Indonesia. Keunggulan lainnya adalah tanaman anggur ninel termasuk varietas anggur yang mampu berbuah dengan lebat.
Informasi Anggur Ninel :
  • Nama Varietas : Anggur Ninel
  • Nama Ilmiah : –
  • Asal Daerah : Negara Ukraina
  • Asal Bibit : Hasil Stek batang / okulasi
  • Rekomendasi Tempat Tumbuh : Dataran rendah hingga dataran tinggi
  • Usia Produktif : 1-2 Tahun
Varietas anggur ninel dapat menjadi pilihan yang tepat. Selain buah yang sangat layak untuk dikonsumsi, pertumbuhan batang , daun dan akar juga sangat baik dan termasuk anggur yang tidak rewel dalam segi perawatan. Untuk pemesanan bibit anggur yang valid dapat hubungi contact HP/WA: 08179103276 Lokasi Bantul Yogyakarta


Mengenal Anggur Varietas Carroline Black Rose

Jestro Ag45 yang sering kali disebut sebagai Carolline Black Rose  dan 
disingkat dengan nama CBR

CBR adalah salah satu jenis anggur Hybrid yang sangat kompleks. Dihasilkan dari persilangan berbagai jenis Vitis, gen vitis viniferanya berasal dari jenis Black Rose yang merupakan hasil silangan dari Alphonso Lavalle dengan Damas Rose X Black Monukka. Sedangkan darah Vitis lainnya adalah Rupestries, Berlandieri, bahkan ada sedikit gen Riparianya. Dislangkan oleh Robert T Dunstan, sehingga CBR juga mempunyai nama alias Dunstan 200. Tujuan penyilangan berbagai jenis vitis adalah bertujuan untuk mencari varietas baru yang mempunyai keunggulan2 tertentu, terutama daya adaptasi dengan lingkungan sekitar yang diharapkan lebih baik dari jenis asli Vitis Vinifera. Di negara kita, CBR beradaptasi dengan baik di iklim Indonesia, walaupun tingkat ketahanan terhadap kelembaban tidak sebaik Isabella, namun CBR menampakan prospek yang baik. Di era tahun 2000 an penyebar luasan varietas CBR telah dilakukan Kementerian Pertania hampir disemua plasma nutfah kementerian pertanian jenis CBR diuji cobakan. Pertumbuhannya memperlihatkan hasil yang menggembirakan, namun ada satu kendala yang cukup membuat rumit project penyebar luasan jenias anggur ini yaitu jika dibandingkan dengan Isabella maka varietas ini termasuk yang sulit berbuah. Tanpa perawatan khusus/tanpa pangkas (pruning) hanya dengan pemupukan menggunakan pupuk kandang, tanaman ini mampu berbuah berkisar kurang lebih 10 bulan dari tanam. Sedangkan untuk produktifnya tanaman ini setelah batang sebesar lengan, dengan aplikasi pupuk yang tepat, dan pruning yang tepat.
Keunggulan CBR sebagai batang bawah/Rootstock juga sangat bagus sehingga mampu menggendong entress untuk cepat berbuah. Hal ini dikarenakan batang pohon anggur yang ditopang oleh CBR lekas memiliki batang yang besar dan kuat. Selain itu sistem perakaran yang rakus membuatnya sangat doyan pupuk. Untuk bibit bisa contact di No. HP/WA: 08179103276 Lokasi Bantul Yogyakarta.

Kamis, 25 Juli 2019

SENI PENGOMPOSAN (ART COMPOSTING)

SENI PENGOMPOSAN (ART COMPOSTING)

Alam telah menyediakan segala sesuatunya untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Sebagai contoh hutan yang berada disekitar kita tidak berkurang sedikitpun kesuburannya, hal ini dikarenakan alam telah mendaur ulang semua material yang ada menjadi suatu siklus yang tidak berkesudahan. Daun kering yang berguguran oleh mikroba dalam tanah diubah menjadi humus dan unsur hara yang akan diproses kembali oleh tanaman hal ini berlangsung secara alami dan begitu sempurna.
Pengomposan (composting) adalah kegiatan mengelola secara biologis proses oksidasi yang mengubah bahan-bahan organic yang beraneka ragam ke bentuk yang lebih homogen seperti material humus yang halus
Keuntungan pengomposan:
1.       Kegiatan pengomposan dapat menjadikan perlindungan terhadap air dimana kompos dapat menjadi sarana peresapan dan penyimpanan air
2.       Pengomposan dapat memberi makan mikroba dalam tanah
3.       Pengomposan merupakan proses pemupukan secara lambat
4.       Pengomposan dapat mengurangi limbah hingga 30%
5.       Pengomposan dapat meminimalisir pathogen, rumput-rumput liar, bau dan permasalahan terhadap serangga
6.       Pengomposan juga dapat menstabilkan nitrogen dan senyawa fosfor yang dapat meminimalisir polusi air
7.       Kegiatan pengomposan dapat memproduksi tanah yang sangat penuh guna dan dapat dipasarkan sebagai komoditas unggulan
8.       Pengomposan dapat membentuk karbon dalam bentuk stabil yang dapat dimasukkan kembali ke dalam tanah
Dalam proses pengomposan yang ideal ada beberapa pengelolaan yang dibutuhkan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Carbon (C) dan Nitrogen (N) diharapkan tersedia dalam rasio 30:1
2.       Oksigen (02) untuk proses oksidasi berkisar 5-50%
3.       Sebanyak 50% air perlu ditambahkan untuk menjaga kelembaban
Berikut ini akan disajikan tabel tentang rasio C:N yang ada pada material-material di sekitar kita:
 

Dari tabel diatas apabila material itu berwarna coklat maka dapat disimpulkan mengandung lebih banyak carbon (C) dan apabila material itu berwarna hijau maka material tersebut banyak mengandung nitrogen (N).
Proses biologis pada pengomposan
Pada hakikatnya dalam proses pengomposan banyak mikroorganisme yang bekerja. Mikroorganisme tersebut:
1.       Beberapa jenis bakteri dan jamur memetabolisme Carbon (C) dan Nitrogen (N) untuk tumbuh dan menggandakan diri menggunakan oksigen dan air
2.       Kegiatan pengomposan layaknya bertani mikroorganisme yang dihadirkan di dalam tanah
Untuk membantu proses pengomposan maka perlu menghadirkan udara yang pada akhirnya digunakan oleh mikroorganisme untuk bernafas, oksigen/udara terletak pada pori-pori dan celah-celah atau jendela-jendela dalam kompos.
Diatas merupakan uraian-urian singkat tentang kompos. Berikut adalah bagaimana cara membuat kompos:
1.       Pemilihan tempat untuk pembuatan kompos. Ada beberapa syarat tempat yang dipakai untuk pembuatan kompos yakni: area terbuka yang memiliki kemiringan, dekat dengan sumber kompos, dekat dengan sumber air, mudah dikontrol, terkena sinar matahari atau terhalang, tidak diterpa angin
2.       Membuat tumpukan berlapis dan penambahan 50% air
 
1.       Kelola lapisan tumpukan
2.       Lakukan monitoring terhadap suhu tumpukan, aktifitas biologi yang normal ditunjukkan dengan suhu 54 derajat celcius. Diukur ketika tumpukan berusia 15 hari dan telah di bolak-balik sebanyak 3 kali.
3.       Buat catatan tentang suhu tumpukan
4.       Pastikan tumpukan dalam suhu yang tepat, lakukan penyiangan dan singkirkan penyakit yang datang di atas tumpukan
5.       Pada saat pengontrolan: jika penurunan suhu terjadi maka aduk kembali tumpukan, selalu cek kelembaban jika kurang lembab tambahkan air, bolak-balik (4-5kali) tumpukan hingga suhu naik kembali.
6.       Proses mikroorganisme selesai ketika suhu sudah tetap
7.       Jaga kelembaban dibawah 50% dan pertahankan 1 – 2 bulan
Untuk menjaga kualitas dari kompos yang kita buat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.       Jangan sampai ada daging, keju, tulang di dalam tempat pengomposan
2.       Harus diketahui bahan kompos yang dipakai: bahan harus bebas dari antibiotic, herbisida, logam berat
3.       Harus diketahui bahwa kompos sudah matang: ditandai dengan aktifitas mikroorganisme yang sedikit, semua bagian telah menjadi kompos. Kompos yang belum matang mengandung ammonia yang dapat membuat tanaman seperti terbakar, nitrogen dalam tanah menjadi tidak bergerak, dan nutrisi dalam tanah dirampok oleh kompos yang belum matang. Selain hal tersebut akan muncul pathogen (e coli dan salmonella)
4.       Lakukan pengetesan fungsi kompos. Terlalu banyak kompos tidak menjadikan lebih baik.
s
Created by: Supri Handoko, S.Pd.